Minggu, 10 Juni 2012


BAB III
PERANCANGAN PRODUK

A.   Perancangan Awal (Draft Design)
                     1. Konsep Rancangan/Sket Awal (Draft Design)

Gambar 3.1 Draft Design Trainer AC
Gambar di atas merupakan draft design awal untuk pembuatan trainer AC.Perancangan trainer ini memiliki PxLxT = 60x180x180 cm.Bahan dalam pembuatan Kerangka Design untuk Trainer AC ini adalah dengan menggunakan Besi Siku yang memiliki ketebalan 0,3 cm sehingga besi mampu  menompang beban dari kompresor seberat 3 Kg dan Motor Listrik seberat 7 Kg ( Beban Total 10 Kg). Sedangkan untuk beban Receiver, evaporator, kondensor, maupun Blower memiliki jumlah beban sebesar 2 Kg. Jadi beban  total untuk komponen AC sebesar 12 Kg.
Untuk itu dalam proses penempatan komponen-komponen AC pada sebuah dudukan kerangka design untuk Trainer AC dibutuhkan kontruksi yang cukup kuat dalam menompang komponen tersebut. Kerangka design yang ada pada gambar di atas merupakan kontruksi yang cukup kuat dalam menompang komponen AC, karena memiliki empat kaki penompang berbentuk siku dan kekuatan penompangnya juga didukung dari batang penyangganya
Gambar 3.2  Draft Design Panel Kelistrikan
Untuk memenuhi Tujuan Trainer AC ini, Trainer di design atau dilenkapi dengan panel-panel seperti gambar di atas, lebar panel = 60x30 cm. Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana alur arus listrik yang bekerja pada setiap komponen AC yang bekerja.
2. Ciri – Ciri Perancangan
a. Perencanaan Kerangka Design
Gambar : Perencanaan Kekuatan Frame
b. Perencanaan Material yang Dibutuhkan (Material Requrement Planning/MRP)
Untuk Pemilihan Bahan Kabel yang digunakan adalah kabel yang memiliki panjang 50 cm sehingga tahanannya sebesar 0,05 Ώ, sesuai dengan pengukuran menggunakan AVO meter. karena tegangan baterai yang digunakan sebesar V = 12 Volt. Sehingga arus yang didapat sebesar I max = 24 Ampere.


V = I . R
 
 


Ø  Besi siku : digunakan sebagi tempat dudukan berbagai komponen trainer AC
Ø  AkrilikL 60 cm x 30 cm: digunakan untuk pelipit papan Trainer AC
Ø  Komponen Trainer AC: digunakan untuk kelistrikan media utama dalam perancangan Trainer AC. Komponen ini meliputi : Motor Listrik 2PK 3 Phasa 1425 Rpm, Kunci Kontak, lampu Indikator, Kontaktor, relay 5 kaki, dan fuse, Socket Banana.

Gambar 3.7. Fuse

Fuse yang digunakan dalam perancangan ini memiliki spesifikasi arus maksimal 15 Ampere.
Ø  Kabel : digunakan untuk merangkai komponen  Trainer AC
Ø  Socket banana : digunakan untuk merangkai komponen yang dapat dipasang dan dilepas. Soket jenis ini dipilih karena lebih tahan lama.
Gambar 3.8. Socket Banana
Ø  Female socket : digunakan sebagi lubag konektor dari sokcket banana
Gambar 3.9. Socket Female


Ø  Jack buaya : digunakan untuk menghubungkan DC 12V dari batterai ke tainer kelistrikan Trainer AC
Gambar 3.10. Socket Buaya
Ø  Timah : digunakan untuk menyambung terminal kabel.

c. Perhitungan Luas Penampang Kabel
Menurut PUIL 2000 pasal 5.5.3.1 bahwa “penghantar sirkuit akhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA kurang dari 125% arus pengenal beban penuh.” Untuk Arus Searah : In = P/V (A)
            KHA = 125% X In
            Dimana : I  = Arus Nominal Beban Penuh (A)
                            P = Daya Aktif (W)
    V = Tegangan (V)
  U1 = tegangan dari baterai
                          U2 = tegangan masuk ke baban
                           Ur = rugi tegangan(tegangan yang mendapat hambatan di kawat)
                             L = panjang kabel
                            D = diameter kabel
                            A = luas penampang kabel
                             ρ = massa jenis  bahan kabel
            Dari data spesifikasi untuk menggerakkan kopling magnet kompresor AC diperoleh I dengan beban  = 10 Ampere dan I max = 20 Ampere. U1 telah diketahui 12,5 volt, U2 = 12 volt, sedangkan kabel terbuat dari tembaga dengan massa jenis 1,68.10-8 Ωm, maka
Ur = U1 - U2
     = 12,5 volt – 12 volt
     = 0,5 volt
Untuk mencari hambatan yang muncul di kabel adalah :
Ur        = I . R
0,5 V   = 10A . R
0,05 Ω = R
1.      Sedanhkan untuk mencari luas penampang kabel adalah pada Kopling Magnet :
                      


A      =
67,2 x 10-8 m2
                         = 67,16 x 10-2 mm2
             = 0,6 mm2
r2  = 0,6mm2 : 3,14
r  = 0,4mm
2.      Luas penampang kabel  pada Motor Blower = kondensor, Kecepatan: 3300 rpm (min) - Arus: 3.0A (max)
I         = 3 A
Ur      = I. R
0,5 V  = 3A. R
R        = 0,16
A      = 15,75 x 10-8 m2
                         = 15,75 x 10-2 mm2
             = 0,15 mm2
r2  = 0,15mm2 : 3,14
r  = 0,2mm
Sedangkan pada Trainer AC yang kita gunakan hanya di pasang beban berupa papan kecil. Dimana beban tersebut dapat diabaikan sehingga kabel yang digunakan masih belum melampaui batas arus yang dapat di alirkan atau masih aman. Yang mana kabel yang di gunakan dalam perancangan ini memiliki jari-jari (r) = 0,75mm, jadi dengan ukuran jari-jari kabel tersebut luas penampang kabel yang kita gunakan adalah 1,766mm2.
Gambar 4.5. Tabel Kemampuan Hantar Arus Kabel
c. Manfaat Perancangan Trainer
Trainer ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran bagi peserta didik Mata Kuliah Pembelajaran Mesin Otomotif pada tingkat SMK maupun Universitas. Tidak hanya itu, pengetahuan tentang trainer AC ini juga berpotensi sebagai peluang usaha bagi siswa maupun siapa saja yang mempelajarinya sebagai acuan bagaimana melakukan penggantian freon, perbaikan dan perawatan pada sistem AC mobil.
d. Rencana Biaya























































































4. Prinsip Kerja Produk yang dihasilkan
   AC-6005-2
Gambar 3.3 Skema aliran refigerant

a.       Zat pendingin bertekanan tinggi dari kompresor berupa gas
b.      Zat pendingin yang sudah didinginkan oleh kondensor berubah bentuk dari gas menjadi cair
c.       Zat pendingin yang telah diturunkan tekanannya oleh katup ekspansi, berubah bentuk menjadi uap
d.      Zat pendingin telah menyerap panas pada evaporator berubah bentuk menjadi gas
e.       Zat pendingin yang berbentuk gas diberi tekanan oleh kompresor (1) sehingga beredar dalam sistem AC, karena adanya tekanan maka zat pendingin menjadi panas.
f.       Kondensor (2) akan mendinginkan zat pendingin tersebut (kondensasi), sementara tekanan zat pendingin masih tetap tinggi dan berubah bentuk menjadi cair.
g.      Saringan / filter (3) akan mengisap uap air dan menyaring kotoran dalam zat pendingin agar tidak beredar pada sistem.
h.      Tekanan zat pendingin pada sistem akan diturunkan oleh katup ekspansi (4) berubah bentuk dari cair menjadi uap.
i.        Evaporator akan mengambil panas di sekelilingnya, menyebabkan zat pendingin menguap menjadi gas dan kembali ke kompresor.
j.        Proses ini berlanjut seperti semula.